Friday, March 13, 2015

Ini Budi, Budi bikin Diary

“Ini Budi, Ini Bapak Budi, Ini Ibu Budi,”
“Ini Budi, Budi makan nasi.”
“Ini Budi, Budi suka sama Fani”
“Ini Budi, Budi dan Rizky seperti Biji.”

Kira-kira begitulah gambaran kenangan kita sewaktu belajar membaca dulu. Entah yang ngajarin itu Orang tua, Guru. Intinya kenangan itu sampai sekarang sulit banget kita lupain. Kenapa ? karena hal itulah yang pertama kali lakukan. Biasanya sesuatu yang baru pertama kali kita lakukan itu mengesankan. Entah itu belajar membaca, belajar bersepeda, ataupun belajar mencintai seseorang.

Kenangan.

Berat rasanya ketika kita sudah jatuh kepada seseorang. namun ia pergi begitu saja. Berat rasanya bahwa ketika kita tahu bahwa ia kini bersama orang lain. Bersenang senang bersama orang lain Dan meninggalkan kita disini. Sendirian. Tapi ada saat dimana semua kenangan tadi akan selalu menghantui kita. (ah repot lu bud, tinggal bilang aja gagal move on)

Sebenernya Budi juga udah biasa aja sama Fani. Ga kaya saat ia masih digantungin dulu. Yang tiap hari mesti galau karena fani selalu ngapdet hal hal yang bikin Budi sakit hati. Iya, fani ini hobi banget bikin budi sakit hati. Misal di statusnya dia masang.

“Dia kemana yah ?” kalo yang dimaksud itu budi. Gamungkin. Budi daritadi bbman sama fani kok. Zonk.
“Vous ({})” artinya kamu. Kamu siapa ya ? Haji Lulung ? zonk
“D ({})” nah ini, jelas jelas namanya Budi. Harusnya kan. B.!!! zonk

Dan mulai saat itu. Budi memutuskan untuk berhenti mengejar Fani. Budi gamau setiap hari mesti nongkrongin RU biar ga kelewatan statusnya Fani.Budi udah gamau lagi cape sama kelakuan Fani. Ia, Budi emang bego. Matematikanya aja udah Remedial, eh Remedial lagi. Intinya dia bego. Semakin dalam budi mencintai Fani semakin banyak sakit yang harus diterima budi.
Tapi perlahan ketika budi sudah ingin pergi meninggalkan Fani. Si Fani bilang.

“Gada perjuanganya”

Dan apa ? Budi balik lagi ngejar Fani !. Fix otaknya Budi setengah sendok. Udah jelas jelas Fani cuma mainin lu Bud. Semoga dengan gua buat tulisan ini, dan memberikanya kepada Budi. Si Budi langsung sadar. Kalau dia udah dimainin sama Fani. Sadar weh! Mimpi lu bukan Cuma sekedar Fani! Mana janjiu yang katanya mau jadi presiden ?.

Akhirnya Budi kembali lagi mengejar Fani.  Dia mulai balik lagi semangat buat ngejar cintanya. Walaupun dia mesti nanggung rasa sakit tapi gapapa lah pikirnya, selama budi masih bisa terus sama Fani. Budi akan terima apapun itu resikonya.

Tapi beberapa hari kemudian. Ketika budi sedang asik stalking semua sosial medianya Fani. Budi kaget! Ada angka 09 di bio twitternya dan sekarang tanggal 10. Budi bingung. Ko jadi tanggal ?. otak intelejen budi langsung jalan. (emang budi punya otak ? | punya ko, diatas tulang kering. Ada 2.)
Fix Fani jadian sama orang lain. Gimana nasib budi ?. pas gua tanyain kedia sih jawabnya Cuma kaya digigit semut. Digigit semut pas di otong saat abis sunat. Sakiiiiitttttt,,,,, ngiluu,,,,, andai sunat bisa diulang budi juga bakalan lebih milih untuk sunat ulang.

Pertama, mungkin budi yang masih belum terima dengan kenyataan atau gimana. Budi terus terusan smsin Fani. Intinya Fani di bombardir abis abisan. Tiap setengah jam Budi selalu nyempetin waktunya buat smsin Fani. Untuk minta kejelasan. Bahkan Budi rela pergi kerumahnya Fani ujan-ujanan Dan hasilnya tetap aja nihil.

Budi stres, galau. Dia bahkan sempet mikirin buat nabrakin motornya ke kontener. Iya dia emang bego. Tapi akhirnya dia mikir, (tumben mikir) ngapain dia ngabisin hidupnya cuma buat orang yang udah mainin dia sih ?, mau jawab apa nanti sama malaikat. Iya kalo di akhirat ada remedial.

“Gua harus pergi” pikir Budi. (Emaanggg begooo!!!!!, baru mikir sekarang. Otak lu pake otak lu)

Budi akhirnya menyerah. Setelah semua yang udah dia lakukan. Sementara jauh dalem hatinya dia masih belum bisa nerima kenyataan kalo Fani udah pergi. Sama orang lain. Mungkin sekarang dia lagi ketawa bareng sama pacar barunya. Sementara budi ? dia masih sibuk ngurusin contekan ujian sekolah yang lagi dihadapinya. Fokus ujian sementara ada hal yang ganjel di pikiran itu ternyata gaenak.

“You only need a light when its burning low,”
“Only miss the sun when it start to snow”
“Only know you love her when you let her go, and you let her go” – Passenger

Ada sedikit rasa penyesalan di benak Budi. Kenapa dulu dia sampe ngancem-ngancem putus. Sedangkan dia masih sayang sama Fani. Nyari perhatian dengan cara yang salah. Karma is real beach. Intinya IQ budi se kecebong.

Bukan cinta yang salah, tapi kenangan yang hinggap di dalamnya, kenangan yang menghantui kita sesaat setelah dia pergi. Kenangan karena telah terbiasa bersama seseorang. Kenangan yang sulit untuk dilupakan bahkan sulit dihilangkan. Kenangan bahkan tentang hal hal kecil sekalipun. Tawamu, senyumu. Semuanya seakan diputar ulang. Kita telah terbiasa bersama seseorang, Namun sekarang semua kebiasaan itu. hilang.

Dimanapun. Kita seakan dipaksa untuk mengingat semua yang telah kita lalui bersama, setiap meter jalan yang dulu kita tempuh berdua. Yah walaupun sekarang Cuma ada bayangan senyumu di spionku.

“pergilah. Semoga kau menemukan kebahagiaan yang baru. Kebahagiaan semu yang mengorbankan kebahagiaan seseorang. Bahkan saat kuputuskan untuk memberimu ucapan “smoga langgeng yah”. Hatiku masih terasa teriris. Ku cubiti tubuhku tiap saat dan berharap semoga ini hanyalah mimpi. Tapi ternyata bukan. Sial. Kuakhiri ini semua, tanpa ada lagi air mata, atau perjuangan yang sia-sia. Aku ikhlas.”



Dari Fajar Fachri Maulana.
untukmu.

2 comments:

Blogger Template by Clairvo