Friday, October 3, 2014
Senja itu, disaat mentari akan terbenam dan malam akan
menggantikan keindahanya. Keindahan sebuah mahakarya ciptaan tuhan. Angin yang
berhembus dari satu pohon, ke pohon yang lain. Menjadikan dahanya bergoyang,
menari, seakan ada alunan musik yang menyertainya. Menyejukan, namun sedikit kering.
Senja itu, Ku berdiri diatas bus yang penuh. Bus khusus
wanita yang di dalamnya terdapat rombongan anggota studi sekolahku. Aku
ditugaskan menjaga dan mengiringi bus itu sampai di tujuan. Bus tua hitam
dengan pendingin alami dari luar. Yang bahkan bila ditanjakan harus diselipkan
batu di rodaya agar tidak jatuh ditanjakan. Tak nampak mewah.
Senja itu, ku berdiri di samping pintu belakang. Seperti
kenek metro mini yang lalu lalang di jalan-jalan ibukota. Ya, di bus ini hanya
aku, temanku, dan pak sopir yang lelaki. Selebihnya kaum akhwatlah yang
mendominasi. Karena melihat kondisi bus yang penuh dan sudah tua. Ditambah lagi
yang semua isinya adalah wanita remaja. Kami, panitia takut bila terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan di jalan. Maka diutuslah kami berdua.
Senja itu, saat semuanya asik bercengkrama. Menghilangkan
bosan dan mengisi waktu luang dalam perjalanan. Ramai, riuh suasana bus ini.
Mungkin karena mayoritasnya adalah kaum akhwat. Aku berusaha membaur. Kulihat baris
belakang yang tepat berada dibelakangku. Seorang wanita yang membuatku selalu
tertuju padanya setelahnya. Sedikit gugup, Entah kenapa aku selalu gugup saat
bersanding dengan wanita cantik.
Senja itu,saat kegugupanku kusembunyikan. Kubuka obrolan
dengan sesuatu yang ringan, menyenangkan dan kubuat seramah mungkin. Senyaman
yang kubisa. Ya hanya pada saat itu, biasanya aku selalu acuh dan tidak peduli
apa yang mereka bicarakan. Namun entah mengapa aku sedikit tertarik dengan yang
satu ini. Wanita cantik dengan kerudung dan senyum diwajahnya yang tak bisa
kulupakan.
Bodoh, hingga kami semua sampai di tempat tujuan tak ada
sedikit informasi yang bisa kuproleh darinya. Bahkan aku tidak sempat
menanyakan namanya. Hanya wajah dan senyumanya yang selalu kuingat. Tidak
lebih. Sesampainya disana, Acara demi acara dan semuanya berlalu begitu cepat.
Tiga hari yang melelahkan dan penuh tanda tanya. Ketidakpastian dan keinginan
untuk mengenalnya lebih jauh. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk bisa mengetahu
siapa nama wanita itu.
Tugasku ialah koordinator lapangan serta merangkap sebagai
MC. Aku dipilih karena pembawaanku yang santai, pandai berbicara, dan tidak tau
malu. Walaupun aku sudah terbiasa namun kali ini berbeda. Aku gugup, karena di
salah satu audiencedi depanku kulihat wanita tadi. Mampus, pikirku. Dia selalu
saja duduk di depan. Membuatku selalu ingin melihatnya dari depan. Tapi aku
tau, kali ini pasti semua mata sedang tertuju padaku dan sangat bodoh bila aku
selalu melihatnya dari depan. Setiap saat kujalani rutininitas seperti itu disana.
Melihatnya dari jauh dan berharap akan ada kesempatan berbincang lagi denganya.
Kali ini, Aku bahkan malu untuk bertanya bahkan sekedar mendekat saat ada waktu
bebas.
Saatnya pulang, semua sudah siap untuk kembali ke jakarta.
Meninggalkan dinginya puncak dan asrinya suasana desa. Kembali ke kota tempatku
menuntut ilmu. Memang nasibku sedang baik kali ini, aku ditempatkan di bis itu
lagi. Yes. Tak akan ku sia-siakan kesempatan ini. Sebelum pergi meninggalkan vila.
Kami diberikan sesi berfoto untuk mengabadikan kenangan disana. Bersama yang
lainya. Sekedar hanya menampakan muka atau ikut membaur dengan selfie seara
bersamaan. Saat itu aku tak membawa kamera. Sial, gumamku. Aku lalu sekedar
ikut meramaikan saja sesi berphoto saat itu. Dengan tangan kiriku memegang
handy talkie aku berphoto selayaknya bos bos besar. Haha.
Sedang asyik berselfie ria ternyata. Entahlah mungkin aku
sudah terkena sihir atau apa. Namun kali ini, saat aku tau wanita tadi sedang asyik
berfoto. Selalu saja inginku tatap dirinya, memerhatikan semua gerak geriknya.
Tak pernah bosan. Kuberanikan diri untuk mendekat. Yaa seperti biasa, aku gugup
saat bersanding dengan wanita yang kusukai. Sekedar menyapa dan saling berbagi
senyum di akhir acara.
Yes, yes, yes, aku diajak berphoto bareng dia. Yaa walaupun
bareng teman-temanya juga namun ini merupakan sebuah kemajuan yang besar
pikirku. Dengan senyumku yang tak ramah lingkungan kucoba untuk tak gugup.
Menghadap kamera dan tersenyum.
Saatnya pulang, semuanya kembali kedalam bus. Asap hitam
keluar dari knalpot bus tua ini yang menandakan bus ini siap untuk berangkat.
Seperti saat berangkat waktu itu. Aku kembali berdiri disamping pintu belakang.
Bersiap untuk menaruh batu di roda bus saat keadaan bus tidak memungkinkan. Tak
ada yang berbeda saat itu. Tatanan duduk peserta sama seperti saat kita
berangkat 3 hari yang lalu. Dan ya. Wanita itu kembali duduk dibelakangku.
Waktu nampaknya telah memberiku jalan. Tak akan kusiasiakan
kesempatan ini seperti saat berangkat 3 hari yang lalu. Obrolan-obrolan ringan
dan kamipun mulai terbawa suasana. Semilir angin yang berhembus membuatku
bergegas menutup pintu belakang. Banyak orang disana, namun yang kuperhatikan
hanyalah wanita itu. Mataku selalu memakai mode autofokus apabila dia
berbicara. Mengindahkan yang lainya dan larut dalam senyuman senyuman kecilnya.
Lelah. Setelah banyak yang kita bersama obrolkan aku
memutuskan untuk menyudahi semuanya. Meninggalkan dia dan kawan-kawanya. Dan
mulai menyalakan handphone untuk medengarkan lagu. Aku tau mereka juga pasti
lelah karena 3 hari disana penuh dengan kegiatan. Apalagi mereka adalah kaum
akhwat yang mungkin akan lebih merasa lelah dibandingku. dan yaa benar saja.
Sebagian dari mereka langsung lelap sepeninggal obrolan tadi. Aku jadi merasa
sedikit bersalah karena mengajak mereka ngobrol. Tapi tidak dengan wanita tadi.
Dia malah asik memotret teman temanya yang terlelap. “lucu kak” katanya. Aku
hanya tersenyum.
Perjalanan yang melelahkan. Hingga tak terasa kita semua
sudah hampir sampai di tempat tujuan akhir. Di sekolah. Namun sebelum itu.
Hampir saja aku lupa untuk menanyakan namanya. Aku beralasan ingin mengetahui
nama mereka satu persatu. Agar aku bisa mengetahui nama si wanita tadi tanpa
dicurigai oleh yang lainya. Semuanya aku tanyakan satu persatu. Namun yang jadi
perhatianku sepenuhnya adalah nama dari wanita tadi. Sebelumnya aku selalu acuh
masalah nama. Biasanya aku hanya mengetahui wajahnya tanpa mengetahui nama
seseorang. Namun kali ini rasa penasaranku muncul sebab wanita itu. Hanya
namanya sajalah yang aku ingat. Selebihnya lupa. Karena memang dari awal
tujuanku adalah untuk mencari tahu siapa namanya.
“Nita, ka. Yunita”
Yunita ?
Wednesday, May 28, 2014
Cinta…
Amarah…
Sakit
Hati…
Galau…
Kata-kata yang sering gue denger tentang penyebab banyak remaja mengalami gangguan
mental tingkat godzilla. Gue sebagai pakar cinta level galaksi internasional
arbiterasi yuridiksi suspensi dan strategi. (Halah) akan ngebahas masalah yang
menurut gue ga akan ada abisnya untuk dibicarakan. Watch and learn.!
Siap
Jatuh Cinta ?, Berarti anda siap untuk menahan semua sakitnya.
Saat gue
masih SD, Gue pernah suka sama cewek, dia orangnya lucu, imut, apalagi rambut
panjang yang selalu dijepit dibagian poninya. Ngangenin. bawaanya pengen
ngemutdeh kalo ada dia. Kita dulu piket bareng, kalo gasalah hari jum’at. Dia selalu
datang kesekolah dengan sepeda warna pink.
Kita
piket bareng, kadang dia yang nyapu lalu gue yang ngepel. Ataupun sebaliknya. Keliatanya
sepele sih. Tapi buat gue dulu itu berkesan banget. Dikelas juga dia orangnya
supel. Gampang digauli dengan orang lain. Dan itulah yang bikin gue dulu
kesengsem.
Saat
itu, saat istirahat sekolah. Di pintu kelas, disambut dengan senyumnya seperti
biasa. Gue bilang ke dia kalo gue suka sama dia, dan ngajak dia buat jadi pacar
gue. Dan akhirnya, saat itu juga... kita jadian. Gue udah mikir yang macem macem waktu itu, mau
beliin dia boneka, robot robotan yang di abang abang. Atau stik sosis yang
diputer puter pake telor. Intinya sih gue terlalu bahagia waktu itu.
Saat
itu, Dihari itu juga, Saat pulang sekolah. Di pintu kelas, disambut dengan
senyum datarnya. Dia bilang ke gue.
“Kita Putus..!”
“Kita Putus..!”
Jadi ?
Masih siap untuk jatuh cinta ? Walaupun banyak terjadi hal kaya gini.
1.
Ditolak

Tingkat Gangguan Mental : 7
Apa yang harus lo lakukan : Cari yang laen. Dari 320 juta penduduk di Indonesia masa gaada yang mau sih. Neneknya bisa tuh digebet.
“Kenapa
lu riz diluar mulu ? Galau ?”
“Engga jar, nyari angin doang” – Moriz, Jomblo Angin Anginan.
“Engga jar, nyari angin doang” – Moriz, Jomblo Angin Anginan.
Ini
adalah tipe dimana kedua belah pihak masih belum bisa memutuskan. Intinya sih
masih sama sama galau. Biasanya ada satu hal yang masih ngeganjel gitu. Jadi ya
kalau masalah kalian kaya gini, sebaiknya sih diomongin aja kedepanya. Biar ga
terlalu harap harap cemas nungguin kepastian yang engga akan pernah pasti.
Tingkat Gangguan Mental : 8
Apa yang harus lo lakukan : Buat keputusan.! Masih ada neneknya kok.
Tingkat Gangguan Mental : 8
Apa yang harus lo lakukan : Buat keputusan.! Masih ada neneknya kok.
3.
DiPHPin
“Dia
yang PHP ?, Atau lo yang terlalu ngarep ?”
Siapa
tau aja gebetanlu emang orangnya terbuka sama semua orang. Dan gak sama lo
doang.
Tingkat gangguan mental : 8
Apa yang harus lo lakukan : Pake prinsip maling, bila satu pintu tertutup, cari yang terbuka.
Tingkat gangguan mental : 8
Apa yang harus lo lakukan : Pake prinsip maling, bila satu pintu tertutup, cari yang terbuka.
4. Cinta tak terbalas

Tingkat gangguan mental : 10
Apa yang harus lo lakukan : Buktikan kalo lo tuh ADA..! seengganya nyapa atau basa basi sedikit. Jangan diem. Diem. Diem. gabakal ada kemajuan.!
5.
Kangen setengah idup
Tingkat gangguan mental : 7
apa yang harus lo lakukan : invite neneknya di path, dan liat neneknya lagi ngapain aja.
6. Diacuhkan

*Recent Updates, Semacam pemberitahuan tampilan profile dan pesan status.
Tingkat gangguan mental : 7
Apa yang harus lo lakukan :Sabar aja, siapa tau neneknya emang engga tau cara maenin path.
7.
Dikhianati
Tingkat gangguan mental : gue sih biasa aja, gatau deh kalo yang lain.
Apa yang harus lo lakukan : Putusin.! Buat apa ngejaga hati buat orang yang gamau jaga hatinya buat kita. Inget. Cinta Harus Memiliki.!
Gaada
angin gaada ujan tau tau dia bilang Putus. Emang seenak jidat lo !. biasanya tipe
tipe kaya gini adalah tipe player yang suka gonta ganti pasangan. Jadi ya dari
awal juga harusnya lo udah survey dulu, gimana tipe gebetan lo itu. Biar ga
menyesal di kemudian hari. Kadang hidup emang ga berjalan sesuai dengan kehendak
kita. Jadi ya, biasa aja.
Fajar
Fachri Maulana 28/05/2014
Imaged by Google
Terinspirasi dari Kaskus
Imaged by Google
Terinspirasi dari Kaskus
Sunday, May 18, 2014
Versi Orang lain yang pacaran.
“Yang, aku udah ngirim permintaan bertunangan tuh di
facebook. Terima dong” kata moriz lugu
“Iyaa ayaang, sebentar yah.” Kata cewenya manja
“udah beluum ?” Tanya moriz
“ko gaada yang ?” Tanya cewenya dengan satu alis diangkat keatas
“tadi udah aku kirim ke fbmu yang Aqhooh Chelaloe Terchakiti Part 1” moriz bingung
“IIhhh itukan fbku yang lama, Sekarang aku yang Part 2. Kamu gapernah pengertian ah” mulai cuek
“Ya tapikan aku gatau kalo fbmu ada 2 ?” moriz mencoba membela diri
“ada 3.! Yang Part 3 juga adaa aaahhh kamu mah gitu” tekanan darahnya naik.
“Tapi tapi tapi” Hati moriz dag dig dug
“Kita Putus.!” Bentak si cewek dengan idung yang udah kembang kempis ga karuan.
“Iyaa ayaang, sebentar yah.” Kata cewenya manja
“udah beluum ?” Tanya moriz
“ko gaada yang ?” Tanya cewenya dengan satu alis diangkat keatas
“tadi udah aku kirim ke fbmu yang Aqhooh Chelaloe Terchakiti Part 1” moriz bingung
“IIhhh itukan fbku yang lama, Sekarang aku yang Part 2. Kamu gapernah pengertian ah” mulai cuek
“Ya tapikan aku gatau kalo fbmu ada 2 ?” moriz mencoba membela diri
“ada 3.! Yang Part 3 juga adaa aaahhh kamu mah gitu” tekanan darahnya naik.
“Tapi tapi tapi” Hati moriz dag dig dug
“Kita Putus.!” Bentak si cewek dengan idung yang udah kembang kempis ga karuan.
Gue juga gangerti. Akhir akhir ini diberanda facebook gue
udah kaya kantor KUA. Rame banget sama orang jadian. Mending kalo satu. Nah kadang
sampe 3 biji. Itu mereka ngadain pacaran masal apa sunat masal bareng pacar ?
“Samaniee Metal Kuadrat Berpacaran dengan Akuh boetoeh
pelukmu Jilid 1
“Morizz Rezpektors Makin Gila Tinggal serumah dengan Nur Laela Hanipah Yanginginclalutersenyum
“Fachri GM Bertunangan dengan Yunita Clalu Cyang.
“Morizz Rezpektors Makin Gila Tinggal serumah dengan Nur Laela Hanipah Yanginginclalutersenyum
“Fachri GM Bertunangan dengan Yunita Clalu Cyang.
Bukanya gue iri ya. Engga. Kadang risih ajasih gitu liatnya,
seakan gapunya toleransi dalam berasmara. Seakan facebook punya mereka berdua
doang kali. Padahal banyak spesies jomblo (ngenes) di facebook yang belum tentu
bisa terima. Ya taulah kalo doa orang yang teraniaya biasanya gimana. Haha
Udah gitu nanti tuh status dikomen sendiri. Entah itu dari
yang ga serius. Sampe yang super duper ga serius. Intinya sih Cuma mau ngasih
tau secara tersurat “Weh ini lho cewe gue” Padahal mah gue juga bodoamat. Gaada
yang peduli. Maulu pacaran cowo sama cowo. Maulu pacaran sama cowo yang udah
punya cowo juga ga ada yang peduli.
Oke disini bakalan gue bagi jenis jenisnya. Apa aja yang
ngeselin dari mereka.
Kalo udah jadian nih. Biasanya mereka berdua ini udah kaya kembar siam yang belum sempet dipisahin. Ato ga kutil. Mereka kaya udah ga peduli sama sekitar. Bawaanya pengen berduaan mulu. Kadang gue mikir ini mereka eeknya juga berdua ?. tapi Biasanya sih ya si kutil ini tipe yang paling sering dapet sumpah serapah dari para jones. Percayalah. Jones juga manusia biasa yang ada batas kesabaranya. Jadi tolong. Tolong hargailah mereka dengan berpacaran pada tempatnya. Bukan pacaran disembarang tempat.
Karena lagi anget angetnya masa pacaran. Tipe yang kaya gini biasanya lebih parah dari yang tipe 1. Biasanya adalah gabungan dari si kutil dan social media maniac. Kenapa ? karena mereka mengumbar kemesraan mereka ga Cuma di dunia nyata doang. Namun di dunia maya juga. Updatean mereka juga biasanya ga guna. Cuma sekedar “lagi jalan bareng anu” “si anu baik banget sih” “Ih anu jahat” “eh anu ngapain nyempil nyempil disitu” “makasih yah anu udah nemenin aku”.
Kalau kalian tipe yang kaya gini. Bertobatlah. Jones maha melihat.
Agak mendingan, biasanya tipe yang kaya gini Cuma ngumbar di jejaring social doang. Entah itu dibio twitter, status facebook, BBM, pokonya ini tipe yang paling rendah frekuensi sumpah serapah dari para jonesnya. Karena biasanya tipe yang kaya gini ga terlalu menonjol di real life mereka. Melainkan hanya sebatas di social media. Tipe kaya gini juga kebanyakan adalah para pasangan LDR yang sebenarnya jomblo namun punya ikatan kemanusiaan.
Gatau sih ini masuknya lebih ke golongan yang mana. Makanya gue bikini klasifikasi tersendiri. Sepet aja mata gue liatnya, berasa mereka ini ga punya kehidupan normal. Mulai dari nama, Poto profil FB, Sampul, Status, pasti semuanya gada yang jelas. Nama fiktif macam “Moriezz rezpektot grusak grusuk”. Alamat Dihatimu, Poto profilnya Naruto. Gaada yang jelas. tipe kaya gini ini menurut hasil survey gue (cielah) biasanya adalah anak sd yang terkena puber di usia dini. Atau anak smp pengen gaul namun tidak bersertifikat. SMA ? biasanya udah pada tobat.
Sekarang Yang kedua, Gimana kita yang pacaran melihat orang
orang menyebalkan disekitar.
1. Si Toa Masjid.
Misal, lu baru aja jadian nih. Pengenlu sih diem diem aja supaya ga banyak wartawan gadungan yang bakalan ngikutin lu kemana mana. Namun naas. Belum sempet lu mikir strategi buat jawab interview temenlu itu satu persatu, si gembel satu ini malah jadi toa masjid. Hancur dah rencana lo buat ngeles.
Apa yang harus lo lakukan : Panggil toa masjid tadi, suruh dia mendekat. kecup keningnya, tutup matanya. Tidurkan dilantai Lalu bisikan “Ashadu’alailaahailallah, wa asyhaduana Muhammadarasulullah” lalu kubur.
Misal, lu baru aja jadian nih. Pengenlu sih diem diem aja supaya ga banyak wartawan gadungan yang bakalan ngikutin lu kemana mana. Namun naas. Belum sempet lu mikir strategi buat jawab interview temenlu itu satu persatu, si gembel satu ini malah jadi toa masjid. Hancur dah rencana lo buat ngeles.
Apa yang harus lo lakukan : Panggil toa masjid tadi, suruh dia mendekat. kecup keningnya, tutup matanya. Tidurkan dilantai Lalu bisikan “Ashadu’alailaahailallah, wa asyhaduana Muhammadarasulullah” lalu kubur.
2. Si Wartawan.
Kelanjutan dari si tipe 1 tadi. Setelah pesan bahwa lu baru aja jadian tersebar ke khalayak. Pasti bakalan ada aja oknum oknum yang pengen banget tau tentang persoalan lu. Jadilah lu kaya topeng monyet yang dikerubutin anak kecil. Bedanya sekarang monyetnya elu dan anak kecil tadi adalah temen temen so kepolu. Biasanya juga ada momen momen nyelekit dimana terlontar pertanyaan pertanyaan yang seharusnya mereka udah tau jawabanya. Kaya misal.
Kelanjutan dari si tipe 1 tadi. Setelah pesan bahwa lu baru aja jadian tersebar ke khalayak. Pasti bakalan ada aja oknum oknum yang pengen banget tau tentang persoalan lu. Jadilah lu kaya topeng monyet yang dikerubutin anak kecil. Bedanya sekarang monyetnya elu dan anak kecil tadi adalah temen temen so kepolu. Biasanya juga ada momen momen nyelekit dimana terlontar pertanyaan pertanyaan yang seharusnya mereka udah tau jawabanya. Kaya misal.
“Lu suka cewe juga ?”
“Ko bisa sih ?”
“Pake dukun lu yah ?”
“Bokapnya sunat dimana tuh cewe?”
Terus gue mesti jawab apa ?
Apa yang harus lo lakukan : Ceritain aja semuanya, Mulai
dari Judul, Landasan teori, Manfaat, Tujuan, Ide Penunjang sampe bagian
terimakasih pada juga jangan sampe lupa. Nanti juga mereka bosen sendiri.
“Cieee jalan sama cewenyaa”
“Cieee beduaan ajaa kaya biji”
Alif fatha A, Sin Dhommah SU. A SUdahlah. Tipe kaya gini sih lebih mirip paduan suara berjalan. Yang nyebelinya apa jar ? ya misal lo laagi dikantin di cie ciein, di kelas di cie ciein, di wc di cie ciein. Horror.
Apa yang harus lo lakukan : Lamar neneknya, dia gabakalan
berani nyie nyiein elu lagi. Gue jamin.
4. Si ngemis
Terkutuklah pencipta PJ, PJ disini bukan Pilot Jet di mesin motor yah tapi Pajak Jadian. Gue juga ga abis pikir. Jadian aja ada pajaknya, putus ada pajaknya. Mungkin dijaman adek gue nanti ke wc aja ada pajaknya. Jadi misal adek gue abis dari wc terus pas masuk kelas temen temen sekelasnya pada bilang “Ciee ciee abis dari wc, PW dong Pajak wc.” Terus ade gue bagiin eenya kesemua temenya.
Terkutuklah pencipta PJ, PJ disini bukan Pilot Jet di mesin motor yah tapi Pajak Jadian. Gue juga ga abis pikir. Jadian aja ada pajaknya, putus ada pajaknya. Mungkin dijaman adek gue nanti ke wc aja ada pajaknya. Jadi misal adek gue abis dari wc terus pas masuk kelas temen temen sekelasnya pada bilang “Ciee ciee abis dari wc, PW dong Pajak wc.” Terus ade gue bagiin eenya kesemua temenya.
Mungkin itu dulu. Niat gue sih sebenernya biar ini blog ga
kosong aja. Makasih yang udah mau baca.
Fajar Fachri Maulana, Jakarta 18/05/14
image by : google.com
image by : google.com
Sunday, April 6, 2014
Saat itu, Gue lagi duduk dikelas dengan pandangan tertuju ke
cewek. kesebuah kertas. Isi kertasnya sih angket pilihan ekskul. Jadi berbagai
macam pilihan ekskul di sekolah ada disitu. Banyak deh pokonya. Gue tinggal
disuruh nyontreng aja. Kriteria ekskul pilihan gue sih simple ga terlalu cape
tapi seru. Sekolah dah 9 jam + ekskul capemah hadeh. Akhirnya dengan segenap
jiwa raga, memisahkan yang hak dan yang bathil. Gue milih ekskul
FUTSAL.
Kenapa futsal ? karena gue mikir anak futsal pasti macho
men. Giring giring bola doang apa susahnya sih. Dah Fix, gue bakalan masuk
ekskul futsal. Gue urek urek itu pilihan futsal pake pensil 2B buluk yang nemu
di kelas. Sebenernya pilihan gue waktu itu ada 2. Futsal sama taekwondo.
Taekwondo sih buat ngelanjutin ekskul dari SMP. Itung itung bisa nabokin anak
orang dijalan.
Tuh kertas dah gue kumpul, gue sih biasa aja. “HAHAHA 75
Sebentar lagi gue akan terkenal” walaupun sampe sekarang tetep ga terkenal.
Gue Diem, Termenung dan mikir lagi, kayanya ada yang kurang. bentar bentar. Futsal
ya ? Emang gue punya baju futsal ?. emang gue ada celana futsal ? sepatu ? kaos
kaki ? sarung tangan ? (FYI : posisi gue kiper utama di kelas, ga sombong).
Akhirnya gue urungkan niat gue itu. Gue gajadi masuk ekskul futsal. Walaupun
kertas angketnya udah dikumpulin. Biarin lah gausah pake ekskul-ekskulan.
Taekwondo ?. gue ngeri cedera selangkangan gue terulang.
Ada kali sebulan lebih gue ga punya ekskul. Emang dasarnya
gada niat sih buat ikut. Sampai akhirnya ada guru nenek nenek, bawel, suka
ngomel yang gue baru tau namanya ialah bu endang. Bilang dengan semangat
berapi api.
“Kalau kalian ga punya ekskul, itu berarti kalian ga tuntas
satu mata pelajaran”
Satu Kalimat, Singkat, Namun maknanya dalem.
Mati gue, Padahal gue udah bikin list mata pelajaran yang
pasti gue bakalan Remed. Dan itu ada 3. Nah ditambah satu gara gara nih ekskul
jadi empat. Alamat ga naik kelas ini. Alamat dikhitan lagi ini gue. Alamat
jomblo lagi ini. Ga kebayang emak gue ngomel ngomel bawa gunting kuku sambil
teriak nyunatin gue.
“AJAAANNGGGG…!!!!! MALU MALUIN AJA KAMU NAAAKK..!”
“AJAAANNGGGG…!!!!! MALU MALUIN AJA KAMU NAAAKK..!”
Akhirnya gue putuskan survey dulu, mana nih ekskul yang
enak. Gue mulai searching di gugel. Nanya sana sini, nyocokin primbon. Ada satu
ekskul yang waktu SMP gue kontra banget dah ama mereka.
Rohis
Nih ekskul kayanya enak buat gue, modal duduk sama kuping
doang. Lu bisa dapet nilai tuntas men di rapot. Lagian juga ini ekskul yang
menurut gue paling bener. Yaiya masa gue ikut rokris. Lagipula biar bisa pamer
juga ke emak kalo dia nanya.
“Ekskul kamu apa nak ?, masih nendang nendang ngangkang itu ?”
“itu taekwondo bu, sekarang ajang udah masuk rohis” (kibas kibas rambut)
“masih semacem nendang nendang gitu itu ?”
“bukan ! tapi gigit duren, engga bu, jadi rohis tuh rohani islami ya religi gitu deh” (kibas kibas rambut lagi)
“bagus deh, coba sebelum makan doanya apa ?”
Emak gue belom bisa bedain mana rohis mana TPA al munawarah ternyata,
Gue masuk rohis juga karena dua temen sebangku gue anak
rohis. Moriz & Dura (Nama sebenarnya) Karena gue inget kalo yang berduaan
itu yang ketiga setan, jadinya ya gue ikutan. Itung itung jadi setan tambahan.
Hari pertama masuk rohis, jam 8. Gue belom tau kalo ternyata
di rohis itu sudah ada budaya ngaret. Dan gue gatau kalo ternyata mulainya jam
setengah 10. Satu setengah jam gue bengong saudara saudara. Rasanya sih kaya
elu udah terlalu ngarep tapi dibiarin gitu aja. Nyesek men.
Review gue untuk hari pertama saat itu adalah, gue pertama
ngira rohis itu ekskul yang sangat sangat boring. Cuma ngedengerin orang
ceramah doang. Tapi ternyata… dugaan gue bener. BORING. Interaksi hanya satu
arah aja, atau memang gue ga ngerti apa yang diomongin sama pembicaranya.
(waktu itu gue masih nubie banget masalah agama, ga kaya sekarang. Kalo
sekarang mah gue udah jadi newbie senior)
Namun kesan hari pertama gue itu lama lama ilang. Ternyata di Rohis tuh ga cuma presentasi doang, ada Futsalnya juga. Iya Futsal, gue ulangin lagi, FUTSAL. Ga ga, ya futsal biasa aja. Gaada doanya. Ada lagi video islami. Gue makin kesengsem ajadah. Banyak orang orang yang lebih parah dari gue bisa jadi ustadz. Pokonya Recomended deh.
Hari demi hari gue lalui sebagai anak rohis yang belum bisa
alim, walaupun gue anak rohis belom tentu bisa ngejamin salat gue bakalan 5
waktu. Jangankan salat, kadang kalo impian gue kandas aja gue masih sering
select sama allah. Konyol kan ? konyol.! entah mikir apa gue waktu itu. Select
ko sama tuhan. Bersyukur sampe sekarang gue belom dipanggil keruang BPnya
Allah.
Makin lama rohis, gue jadi lebih semangat. Gatau kenapa hati
gue rasanya terpanggil. Walaupun waktu itu gue belom hafal ayat kursi *emang lu
sekarang apal ?* *kaga*. Gue mulai ikut deh tuh pengajian tiap malem minggu
bareng sama sepuh RAS. Tadinya gue gamau, karena gue kira kaya pengajian anak
kecil yang baca Qur’an terus dikasih nilai C. lah mati aja gue, mana idhgam
bigunnah mana idhgam bilagunnah aja gue gatau waktu itu.
Review pertama ngaji sabtu malam (karena gue jomblo, jadi
bukan malam minggu) itu pengajian keren men. Nambah banyak pengetahuan.
Ustadznya ngajarin Hadits dengan bahasa yang umum. (walaupun agak BB18++) islam
yang model kaya gue aja ngerti, dia bahas apaan. Jadi kaya ngobrol santai
gitulah. Gue berasa nonton stand up comedy tapi versi religi. GOKIL.
Makin semangatlah gue rohis. Ya walaupun dengan rohis ala
gue. Gue ga terlalu freak sama agama, tapi juga ga terlalu tertutup. Jadi
seimbang lah. Kaya masalah penggunaan kata akhwat dan ikhwan, jujur aja nih.
Gue lebih suka pake kata cowo dan cewe. Kenapa ? karena kita di Indonesia men.
Bukan di arab. Rada risih aja sih, ya kesanya kaya gimana gitu. IMHO (In My
Handsome Opinion) :P
Gue jadi inget perkataan gusdur yang maknanya sangat dalam namun lugas.
“Gitu aja kok repot”
Hari demi hari gue laluin jadi anak rohis yang belum bisa
alim. Ada rapat gue gaikut rapat. Ada ngumpul gue gaikut ngumpul. Hasilnya tiap
ada hari besar islam. Kan otomatis anak rohis jadi panitia tuh. Gue ga pernah
dapet Name Tag. !! Ga hanya sekali. Tapi di semua acara gue ga pernah dapet itu
yang namanya name tag. Cuma acara sanlat doang gue dapet name tag. Itupun gue
udah kelas XI dan itupun nama gue salah.
Fajar Fachri Ramadhan (padahal nama asli gue Fajar Fachri Maulana
Bin M. Maksum bin Madlan bin fulan bin fulan bin fulan. . . . . . . . . . .bin
Adam as. Ehem gasombong ya, gue ini habib. Keturunan nabi. Nabi Adam )
Sebenernya yang selalu gue rasain di rohis ini kenyamanan
sama rasa solidaritasnya men. Ekskul mana sih yang tiap ketemu anggotanya
selalu salim sambil bilang kode rahasia. “Assalamualaikum” solidaritasnya juga
bukan main, seneng bareng, duka juga bareng, nyontek bareng
Pokoknya feel yang gue rasain di rohis itu beda, ada sesuatu
yang sulit deh gue jelasin. Padahal sewaktu SMP gue boleh dibilang hatersnya
rohis. Kita sering cekcok masalah hari besar, atau acara acara lainya (ya waktu
itu gue OSIS). Gue jadi tau deh masalah mereka saat gue alamin sekarang. Berat.
Mungkin dapet hidayah kali yah gue, bisa masuk nih ekskul.
Dan, anak rohis yang ga pernah dapet name tag tadi entah
kenapa dijadikan kandidat Ketua Rohis oleh para sepuhnya. Gue gatau apa dah
yang ada di dalam pikiran kaka kelas gue waktu itu. Gimana bisa orang yang
hampir buta masalah agama, bisa jadi pentolan ekskul yang notabenenya cermin
akhlak di sebuah sekolah. Anak yang tadinya Cuma ikut ekskul rohis karena
MALES, Minta nilai rapot instan dan karena cewenya banyak bisa dijadiin
kandidat calon ketua.
Kandidatnya ada 4 waktu itu, Gue, Moriz, Dura, dan Fahmi. kita
sepakat buat ngejalanin bareng nantinya, kita juga udah bikin komitmen. Gue
pengen punya anak 2, moris 4 dura 5. (HHHasssaahhhh ini ngomonginin apa.)
“Siapapun yang kepilih nantinya, kita masih harus tetep
satu. Jangan ada yang ngerasa dirugikan atau apalah itu. Label “ketua Rohis”
Cuma formalitas aja, Kita mulai bareng bareng, Kita lengser bareng bareng” UU
Rohis no 97 pasal 3 (yang ini gue ngasal)
Sebenernya kita berempat bisa dibilang pasangan yang serasi
(cielah). Dura, bisa mengayomi. Moris Lemah gemulai. Fahmi pergaulanya bebas.
Sedangkan gue, hmmmm Ganteng Tegas.
But the problem is, gaada diantara kita yang bener bener
ngerti masalah agama. Namun seiring dengan berjalanya waktu. Mungkin Allah udah
tau kali ya. Alhamdulillah tiap rohis pasti ada yang ngebimbing. Dan sampai
saat ini, nih ekskul masih jalan walaupun menurut gue, gue gagal dalam
mengayomi mereka. Ada beberapa temen gue yang out. Gue udah berusaha ngajak
mereka tetep stay di rohis. tapi yah, tetep gabisa. Di sisa masa jabatan gue
sebagai Wakil. kali ini bakalan gue ganti dengan anggota rohis cowo di kelas
gue. Inshaallah bakalan gue rekrut, mereka semua. Inget nih. “Memertahankan
lebih sulit daripada merebut”
Last, karena gue tau ini udah kepanjangan. Dan kalo semua
pengalaman gue ditulis disini nantinya bakalan jadi buku. “Panduan Menjadi Anak
Rohis KW19” Gue akhiri ajalah.
“Hidayah Allah bisa datang kapan aja, untuk siapa saja, dan
dalam hal apa saja“ dalam hal kemalasan sekalipun hidayah allah masih tetap
exis. Jadi Jangan pernah berpikir kalo Allah ngasih hidayah pilih pilih ya.
Wassalamualaikum
Fajar Fachri M
Jakarta 04/05/2014
Subscribe to:
Posts (Atom)
0 comments: